PENGELOLAAN PENDIDIKAN
“MANAJEMEN SEKOLAH”
Disusun
Oleh :
v M.
Ridwan Surya Saputra 11221144
v Via
Oktavia 11221171
v Ayu
Lisdiani Eka Putri 11221174
v Asep
Riandi Nugraha 11221181
v Neneng
Oktania 11221185
Kelas : II-D
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
2013
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
2013
Kata Pengantar
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah
memberikan berkah dan
karunia-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan
Makalah Pengelolaan Pendidikan
tentang “Manajemen Sekolah”.
Adapun penulisan makalah ini untuk menyelesaikan salah
satu tugas Pengelolaan Pendidikan. Kami
ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya
dosen pembimbing kami
Dr. H. Maman Rusmana, M.Pd yang banyak membantu dalam penyelesaian tugas
makalah ini.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati kami mohon perkenaan para pembaca untuk
memberikan saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih baik .
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya Keluarga besar Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP).
Terima kasih.
Penyusun,
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................................
B. Batasan Masalah..............................................................................................
BAB II. MANAJEMEN SEKOLAH
A. Kajian Teoritis
a.
Pengertian Manajemen...............................................................................
b. Fungsi Manajemen......................................................................................
c. Bidang Kegiatan Pendidikan.......................................................................
d. Manajemen
Pendidikan Sekolah.................................................................
B. Kajian
Lapangan.............................................................................................
BAB III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan..................................................................................................
III.2.
Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka
|
i
ii
1
2
3
4-7
7-8
8-13
14-18
19
20
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya
diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan
kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan
di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua
siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal
yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar
ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi
persaingan global, terutama dari Sekolah Menengah Kejuruan dimana tamatan telah
memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai tenaga
professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan Kurikulum SMK
2004.
Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan
sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan
Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan
tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam
proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang
menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi
Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses
penyelenggaraan pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian Penentuan
staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan
pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan adalah kontrol terhadap
semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat
teratasi. Adakan penilaian terhadap semua program untuk mengukur keberhasilan
serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka makalah ini
hanya membahas tentang manajemen pendidikan sekolah yang mencakup tentang :
1. Tatacara pengangkatan kepala sekolah
2. tugas kepala sekolah
3. Tatacara pengangkatan seorang guru
4. struktur organisasi yang ada di sekolah
5. Pemberian Reward & Punishment bagi Guru
6. Sarana &Prasarana yang ada di sekolah
7. Tata Tertib Sekolah untuk para siswa
8. Sistem Pembelajaran (Kurikulum)
9. Ekstrakurikuler yang ada di sekolah
10. Jurusan-jurusan yang tersedia
BAB II
MANAJEMEN SEKOLAH
A. Kajian Teoritis
A. Pengertian Manajemen
pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari
Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan
Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi
utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin
(leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah
sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan
pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi
pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan
memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.
Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik
yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial
dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa :
1. Manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan;
2. Manajemen pendidikan
memanfaatkan berbagai sumber daya; dan
3. Manajemen pendidikan
berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan.
Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada
fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H.
Siagian (1977) mengungkapkan pandangan menurut G.R. Terry, sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing
(pengorganisasian);
3. Actuating (pelaksanaan);
dan
4. Controlling (pengawasan).
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di
bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam
perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan
kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan
dan dilaksanakan se-efisien dan se-efektif mungkin. T. Hani Handoko
mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
• Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan;
• Membantu
dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
• Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran;
• Membantu
penempatan tanggung jawab lebih tepat;
• Memberikan
cara pemberian perintah untuk beroperasi;
• Memudahkan
dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
• Membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
• Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti; dan
• Menghemat
waktu, usaha dan dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah
pokok dalam perencanaan, yaitu :
1. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a)
menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai
sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua
tindakan yang diperlukan.
2. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
3. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian
(organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi
(1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a)
organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian
kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
(d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus
mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek
abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan
pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan
(actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk
mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin
bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang
dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau
mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang
tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak
akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di
mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa
proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
·
Penetapan
standar pelaksanaan;
·
Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan;
·
Pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata;
·
Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan; dan
·
Pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi
dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa
yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen
sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di
sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen
pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah
merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan
sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan
kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah
harus memiliki perencanaan yang jelas dan realistis, pengorganisasian yang
efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk
selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara
berkelanjutan.
C. Bidang Kegiatan Pendidikan
Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini
beberapa pandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi
wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya
ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
1. Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang
materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan,
gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
2. Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal
guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah
kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat
penting.
3. Administrasi kurikulum, seperti
tugas mengajar guru-guru, penyusunan silabus atau rencana pengajaran tahunan,
persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Hal serupa dikemukakan pula oleh M. Rifa’i (1980) bahwa
bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri dari:
1. Bidang kependidikan atau bidang edukatif, yang menyangkut
kurikulum, metode dan cara mengajar, evaluasi dan sebagainya.
2. Bidang personil, yang mencakup unsur-unsur manusia yang belajar,
yang mengajar, dan personil lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar
mengajar.
3. Bidang alat dan keuangan, sebagai alat-alat pembantu untuk
melancarkan siatuasi belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan pendidikan
sebaik-baiknya.
Di lain pihak, Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Depdiknas (1999) telah menerbitkan buku Panduan Manajemen Sekolah, yang
didalamnya mengetengahkan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan,
meliputi: (1) manajemen kurikulum; (2) manajemen personalia; (3) manajemen
kesiswaan; (4) manajemen keuangan; (5) manajemen perawatan preventif sarana dan
prasarana sekolah.
D. Manajemen Pendidikan Sekolah
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah
Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan
secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup
:
A. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang
utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah
dilakukan melalui empat tahap :
· Perencanaan
· Pengorganisasian dan koordinasi
· Pelaksanaan
· Pengendalian
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang
terdiri dari empat tahap :
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis
kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan
disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan,
pelaksanaan, dan penilaian.
2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan
rasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3)
penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi;
(5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan
sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1)
penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan
strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana
pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar;
dan (6) setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana
kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian
formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input,
proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem
dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input:
memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi
design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu
pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.
Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir
program (identik dengan evaluasi sumatif)
B. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar,
yaitu :
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;
2. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu
diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana
untuk berkembang secara optimal;
3. Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan; dan
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
C. Manajemen personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
1. Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen
paling berharga;
2. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola
dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional;
3. Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial
sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
4. Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar
setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
D. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan
kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana,
pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara
mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian
serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi
dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang
memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di
sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap
penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya.
E. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana
sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat
fasilitas fisik, seperti gedung, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan
untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya
perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan
preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar
sarana dan prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan
memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan
sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana
sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan
kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana
dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif
untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap
sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
F. Manajemen Kinerja Guru
Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat
selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu
manajemen kinerja (performance management). Robert Bacal (2001) dalam bukunya “
Performance Management” mengemukakan bahwa manajemen kinerja sebagai : sebuah
proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara
seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun
harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini
merupakan sebuah sistem. Artinya, memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus
diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai
tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Dari ungkapan di atas, maka manajemen kinerja guru
terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan
komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru
di sekolahnya. Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus
dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang :
Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru :
1. Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. melakukan pekerjaan dengan baik”
2. Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk
mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada
sekarang.
3. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
4. Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya.
Selanjutnya, Robert Bacal mengemukakan pula bahwa dalam
manajemen kinerja diantaranya meliputi perencanaan kinerja, komunikasi kinerja
yang berkesinambungan dan evaluasi kinerja.
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru
dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru
pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan
merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang
pekerjaan itu.
Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen
kinerja, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan
dievaluasi. Sementara itu, Karen Seeker dan Joe B. Wilson (2000) memberikan
gambaran tentang proses manajemen kinerja dengan apa yang disebut dengan siklus
manajemen kinerja, yang terdiri dari tiga fase yakni perencanaan, pembinaan,
dan evaluasi.
Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan
peran, tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa
pada fase pembinaan, di mana guru dibimbing dan dikembangkan – mendorong atau
mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik, dan penghargaan.
Kemudian dalam fase evaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan
ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja. Rencana terus
dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah, dan staf
administrasi, serta organisasi terus belajar dan tumbuh.
Setiap fase didasarkan pada masukan dari fase sebelumnya
dan menghasilkan keluaran, yang pada gilirannya, menjadi masukan fase
berikutnya lagi. Semua dari ketiga fase Siklus Manajemen Kinerja sama
pentingnya bagi mutu proses dan ketiganya harus diperlakukan secara berurut.
Perencanaan harus dilakukan pertama kali, kemudian diikuti Pembinaan, dan
akhirnya Evaluasi.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti penting
perencanaan kinerja dan pembinaan atau komunikasi kinerja. Di bawah ini akan
dipaparkan tentang evaluasi kinerja guru. Dalam hal ini, Ronald T.C. Boyd
(2002) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk melayani dua
tujuan, yaitu :
1. Untuk mengukur
kompetensi guru dan
2. Mendukung
pengembangan profesional.
Sistem evaluasi kinerja guru hendaknya memberikan manfaat
sebagai umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di kelas (classroom
needs), dan dapat memberikan peluang bagi pengembangan teknik-teknik baru dalam
pengajaran, serta mendapatkan konseling dari kepala sekolah, pengawas pendidikan
atau guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang evaluator (kepala
sekolah atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus menyusun prosedur spesifik
dan menetapkan standar evaluasi. Penetapan standar hendaknya dikaitkan dengan :
1. Keterampilan-keterampilan
dalam mengajar;
2. Bersifat subyektif mungkin;
3. Komunikasi secara jelas dengan guru sebelum penilaian dilaksanakan
dan ditinjau ulang setelah selesai dievaluasi, dan
4. Dikaitkan dengan pengembangan profesional guru.
Para evaluator hendaknya mempertimbangkan aspek keragaman
keterampilan pengajaran yang dimiliki guru. dan menggunakan berbagai sumber
informasi tentang kinerja guru, sehingga dapat memberikan penilaian secara
lebih akurat. Beberapa prosedur evaluasi kinerja guru yang dapat digunakan oleh
evaluator, diantaranya :
·
Mengobservasi
kegiatan kelas (observe classroom activities). Ini merupakan bentuk umum untuk
mengumpulkan data dalam menilai kinerja guru. Tujuan observasi kelas adalah
untuk memperoleh gambaran secara representatif tentang kinerja guru di dalam
kelas. Kendati demikian, untuk memperoleh tujuan ini, evaluator dalam
menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang relatif sedikit atau
hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat dilaksanakan secara formal
dan direncanakan atau secara informal dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
sehingga dapat diperoleh informasi yang bernilai (valuable).
·
Meninjau
kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam kelas. Rencana
pengajaran dapat merefleksikan sejauh mana guru dapat memahami tujuan-tujuan pengajaran.
Peninjauan catatan-cataan dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas
merupakan indikator sejauhmana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan
pengajaran, proses pengajaran dan testing (evaluasi).
·
Memperluas
jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi. Jika tujuan evaluasi untuk
meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka kegiatan evaluasi sebaiknya dapat
melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti : siswa, rekan sejawat,
dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif
tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada
umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah dan pengawas.
Setiap hasil evaluasi seyogyanya dilaporkan. Konferensi
pasca-observasi dapat memberikan umpan balik kepada guru tentang kekuatan dan
kelemahannya.
Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
evaluator :
·
Penyampaian
umpan balik dilakukan secara positif dan bijak;
·
Penyampaian
gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru;
·
Menjaga
derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan-tujuan
evaluasi;
·
Menjaga
keseimbangan antara pujian dan kritik;
·
Memberikan
umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan.
B. Kajian Lapangan
Narasumber : Kepala Sekolah SMKN 1
Garut (Drs. H. Dadang Johar A. MM)
1.
Pengangkatan
seorang kepala sekolah melalui beberapa tahapan :
Calon kepala
sekolah direkrut melalui pengusulan oleh kepala sekolah dan pengawas yang bersangkutan kepada dinas
propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. (Pasal 4 Ayat 2)
Pengangkatan
kepala sekolah dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan
pengangkatan kepala sekolah. (Pasal 9 Ayat 1). Tim pertimbangan melibatkan
unsur pengawas sekolah dan dewan pendidikan. (Pasal 9 Ayat 3)
Dan syaratnya
harus melalui S2 terlebih dahulu. Dan kebanyakan dalam jabatannya selama 2 periode,
1 periode= 4 tahun.
2.
Tugas
Kepala Sekolah:
·
Mengatur,
mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di
sekolah
·
Melaksanakan
proses pembelajaran secara efektif dan efesien
·
Selalu
berusaha keras melakukan pembaharuan di sekolah dalam bidang PBM / BK,
pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan, bidang kegiatan
ekstrakurikuler serta menggali sumber daya Komite Sekolah dan masyarakat
·
menyusun
perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan
kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi kegiatan, menentukan
kegiatan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses pembelajaran,
mengatur OSIS, mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi
terkait, mengatur administrasi : Ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan
prasarana, keuangan.
3.
Pengangkatan
seorang guru :
-PNS : Melalui pemerintah (pemda/bupati) dengan melakukan Testing, sesuai
dengan SK Bupati.
-Honorer : Tergantung dari kebijakan sekolah, sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Struktur Organisasi:
STRUKTUR
ORGANISASI SMK NEGERI 1 GARUT
|
||||
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
|
||||
Kepala Sekolah
|
:
|
Drs. H. Dadang Johar Arifin, MM.
|
||
Wakil Kepala Sekolah
|
:
|
|||
1.
|
Bidang Pengembangan SDM
|
:
|
Drs. Suryaman
|
|
2.
|
Bidang Peningkatan Mutu/MR
|
:
|
Drs. Agus Setiadi
|
|
3.
|
Bidang Kesiswaan
|
:
|
Hj. Nena Juaresna, S.Pd.
|
|
4.
|
Bidang Sarana
|
:
|
Drs. Tantan Rustandi
|
|
5.
|
Bidang Hubin/Humas
|
:
|
Sudrajat,S.Pd.I
|
|
6.
|
Bidang Kurikulum
|
:
|
Drs. Pudji Santoso
|
|
Staf Pembantu Bidang
|
:
|
|||
1.
|
Kurikulum : a. Bagian Akademik
|
:
|
Mardiansyah,M.Ag
|
|
b. Bagian Administrasi
|
:
|
Wahyu Wibisana,M.Sos
|
||
2.
|
Kesiswaan / Pembina OSIS
|
:
|
Reni nurhaerani,S.Pd
|
|
3.
|
Sarana / Koordinator Kebersihan
|
:
|
Sutarya,S.Pd
|
|
4.
|
Sarana/Koordinator Lab Dan Bengkel
|
:
|
Sapari Alamsyah,S.Pd
|
|
Ketua Kompetensi Keahlian
|
:
|
|||
1.
|
Akuntansi
|
:
|
Heni Suhartini, S.Pd
|
|
2.
|
Administrasi Perkantoran
|
:
|
Dra.Sri Indrawati
|
|
3.
|
Pemasaran
|
:
|
Dra. Lela Karmila
|
|
4.
|
Multimedia
|
:
|
Dede Rohman,M.Kom
|
|
5.
|
Teknologi Komputer dan Jaringan
|
:
|
Ida Nur Emilia,S.Si
|
|
6.
|
Koordinator Normatif dan Adaftif
|
:
|
Ajang Suryana,S.Pd
|
|
Pengelola Unit Produksi
|
:
|
|||
1.
|
Pengelola Toserba Patriot
|
:
|
1). Gina Miranti,S.Pd
|
|
2). Ai Yuliansyah,S.Pd
3)Wendha,S.Pd
|
||||
2.
|
Bendahara Unit Produksi
|
:
|
Maesarah, S.Pd.
|
|
3.
|
Pengelola Toko Adilla
|
:
|
Ita Rosita, S.Pd.
|
|
Pembina Ekstrakurikuler
|
:
|
|||
1.
|
Pramuka
|
:
|
1). Nurdin,ST 2).
Holinar, S.Pd.
|
|
2.
|
Paskibra
|
:
|
Ikhsan Khoerudin,S.Pd
|
|
3.
|
P M R
|
:
|
Titin Rustini,S.Pd
|
|
4.
|
P K S
|
:
|
Nani Widia,S.Pd
|
|
5.
|
Kerohanian
|
:
|
Ai Nurjanah,S.Ag
|
|
6.
|
Olahraga
|
:
|
Drs. Agus Sodikman
|
|
7.
|
Seni Teater
|
:
|
H. Atep,M.Pd
|
|
8.
|
Seni Kriya
|
Cucu Sekamulya, S.Pd.
|
||
9.
|
Koperasi Siswa
|
:
|
Drs. Agustian Syamsudin
|
|
10.
|
Marching Band
|
Hany Novianty,S.Pd
|
||
Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK)
|
:
|
Dra. Lilis Takarinawati
|
||
Koordinator BP/BK
|
:
|
Dra. Mimin Mintarsih, M.Pd.
|
||
Kepala Perpustakaan
|
:
|
Drs. Nandang Sutisna
|
5. Pemberian Reward
& Punishment bagi Guru
Pemberian Reward untuk para guru yang senantiasa mengabdikan dirinya
untuk kemajuan sekolah. Pemberian Reward diberikan pada akhir tahun dengan
pemberian cinderamata.
Sebaliknya, untuk para guru yang melanggar/ tidak
menaati aturan (misalnya : Jarang masuk kelas), akan diberikan sanksi, baik
berupa teguran atau penurunan jabatan.
6. Sarana &Prasarana yang ada di sekolah
Sarana yang ada berupa : Gelanggang
Olahraga (badminton, Tenis, Futsal, Basket, Fitnes), Drum band, Laboratorium setiap jurusan.
7. Tata tertib Sekolah :
1. Datang Tepat Waktu pukul 07.00 WIB
2. Menggunakan Seragam sekolah sesuai dengan jadwal yang
ditentukan :
Senin-Selasa : Seragam PSAS
Rabu : Seragam Kotak-kotak
Kamis : Seragam Batik
Jum’at : Seragam Olahraga
Sabtu : Seragam Ekskul
8. Sistem Pembelajaran (Kurikulum)
Kurikulum SMK Negeri 1 Garut
Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan dan bekerja sama dengan SMK-SMK yang ada di negara maju yang
tergabung dalam OECD (Organisation Economic Countries Development) sebagai
school sister, seperti : Turki, Inggris, Kanada, New Zealand, Australia, China,
dan Korea.
Kemudian implementasi kurikulum dalam Kegiatan Belajar
Mengajar didukung fasilitas LCD Projektor di tiap kelas, Interaktif WhiteBoard,
Hotspot Area dan semua pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).
Tenaga pengajar terdiri dari lulusan S1 dan S2 dari
sekolah terkemuka dengan tambahan diklat tersertifikasi di dalam dan luar
negeri. Untuk tempat Praktik Kerja Industri SMKN 1 Garut bekerja sama dengan
150 perusahaan yang berlokasi di dalam dan luar Garut.
9. Ekstrakurikuler yang ada di sekolah :
1. MPK (Majelis Perwakilan Rakyat)
2. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
3. PRAMUKA (Praja Muda Karana)
4. PMR (Palang Merah Remaja)
5. PKS (Patroli Keamanan Sekolah)
6. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
7. PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera)
8. Seni Tari
9. Seni Kriya
10. English Club
11. Marching Band
12. Voly
13. Futsal
14. Badminton
15. Paduan Suara
16. Silat
17. Musik Band
18. Koperasi Siswa
Adapun perencanaan Ekstrakurikuler baru yaitu : Tarung
Derajat dan Science Club.
10. Jurusan-jurusan yang tersedia di SMKN 1 Garut
1. Akutansi
2. Adm. Perkantoran
3. Pemasaran
4. Multimedia
5. TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan)
6. Farmasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan:
·
Manajemen
yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling
tepat dalam mewujudkan sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi,
karena memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah.
·
Manajemen
dapat berlangsung dengan baik jika disusun secara sistematik dengan dimulai
sebuah planning (perencanaan), organizing (pengaturan), staffing (susunan
kepegawaian), leading (memimpin), controlling (pengontrolan).
·
Perekat
organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan,
dan kejujuran dan tanggung jawab.
·
Kepemimpinan
sangat berpengaruh dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, agar
pengaruh yang timbul dapat meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka
pemimpin harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya
kepemimpinan
·
Kemampuan
pemimpin dalam memerankan gaya kepemimpinan yang bertumpu kepada partisipasi
aktif semua personil sekolah akan memunculkan keberhasilan seorang pemimpin
·
Bahwa
tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan, memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
·
Budaya
organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota
organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan,
tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka,
sehingga membedakan antara lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan
lainnya.
·
Pemimpin
harus memiliki pemahaman tentang konsep sistem (berpikir secara sistematik)
dalam memahami suatu sekolah sebagai suatu kesatuan yang utuh.
·
Pemimpin
harus memahami wawasan jauh kedepan agar tantangan masadepan telah menjadi
program dalam penyelenggaraan pendidikan.
·
Konsentrasi
pemimpin terhadap kinerja personil pada akhirnya sasaran yang hendak dicapai
adalah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dapat tercapai adalah
peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dapat tercapai dan pada khususnya
menghasilkan tamatan yang berkualitas.
B. Saran
1.
Seorang
kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang
merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus
menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.
2.
Kepala
sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan:
·
Menjabarkan
sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar,
·
Kepala
administrasi,
·
Sebagai
manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan
·
Mempunyai
tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan
tugas-tugas pendidikan di sekolah
DAFTAR PUSTAKA
·
Drs.
Dadang Johar Arifin, MM. adalah Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Garut
No comments:
Post a Comment