Thursday, October 29, 2015

Makalah Pengelolaan Pendidikan tentang Manajemen Sekolah; Observasi



PENGELOLAAN PENDIDIKAN
 MANAJEMEN SEKOLAH




Disusun Oleh :
v  M. Ridwan Surya Saputra    11221144
v  Via Oktavia                          11221171
v  Ayu Lisdiani Eka Putri          11221174
v  Asep Riandi Nugraha           11221181
v  Neneng Oktania                   11221185
Kelas   : II-D

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
201
3




















Kata Pengantar
           
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat  Tuhan Yang  Maha   Esa yang  telah  memberikan  berkah  dan  karunia-Nya  kepada  kami  sehingga kami   dapat  menyelesaikan  Makalah  Pengelolaan  Pendidikan  tentang “Manajemen Sekolah”.
Adapun penulisan makalah ini untuk menyelesaikan salah satu tugas Pengelolaan  Pendidikan.  Kami  ingin  mengucapkan  terima kasih  kepada  semua pihak  khususnya  dosen  pembimbing  kami  Dr. H. Maman  Rusmana, M.Pd  yang banyak membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Kami  menyadari  sepenuhnya  bahwa  makalah  ini  masih  jauh dari  kata sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih baik .                      
Harapan kami semoga makalah  ini bermanfaat bagi pembaca  khususnya Keluarga besar Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP).
Terima kasih.


                                                                                                                                                       Penyusun,









Daftar Isi
                                                                                                                             Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Batasan Masalah..............................................................................................

BAB II. MANAJEMEN SEKOLAH
A. Kajian Teoritis
      a. Pengertian Manajemen...............................................................................
b. Fungsi Manajemen......................................................................................
c. Bidang Kegiatan Pendidikan.......................................................................
     d. Manajemen Pendidikan Sekolah.................................................................

B. Kajian Lapangan.............................................................................................

BAB III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan..................................................................................................
III.2. Saran............................................................................................................

Daftar Pustaka

i
ii


1
2


  
3
    4-7
    7-8
  8-13

14-18


19
20
     












BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari Sekolah Menengah Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan Kurikulum SMK 2004.
Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi. Adakan penilaian terhadap semua program untuk mengukur keberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka makalah ini hanya membahas tentang manajemen pendidikan sekolah yang mencakup tentang :
1. Tatacara pengangkatan kepala sekolah
2. tugas kepala sekolah
3. Tatacara pengangkatan seorang guru
4. struktur organisasi yang ada di sekolah
5. Pemberian Reward & Punishment bagi Guru
6. Sarana &Prasarana yang ada di sekolah
7. Tata Tertib Sekolah untuk para siswa
8. Sistem Pembelajaran (Kurikulum)
9. Ekstrakurikuler yang ada di sekolah
10. Jurusan-jurusan yang tersedia












BAB II
MANAJEMEN SEKOLAH



A. Kajian Teoritis
A. Pengertian Manajemen
pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
 “Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.
Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa :
1.         Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan;
2.         Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan
3.         Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.


B. Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan menurut G.R. Terry, sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
1.         Planning (perencanaan);
2.         Organizing (pengorganisasian);
3.         Actuating (pelaksanaan); dan
4.         Controlling (pengawasan).
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan se-efisien dan se-efektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
      Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
      Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
      Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
      Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
      Menghemat waktu, usaha dan dana.

Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu :
1.  Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan.
2.  Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
3.  Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.

3. Pelaksanaan (actuating)
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
·         Penetapan standar pelaksanaan;
·         Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
·         Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
·         Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
·         Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realistis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
C. Bidang Kegiatan Pendidikan
Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini beberapa pandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
1.  Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
2.  Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
3. Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan silabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Hal serupa dikemukakan pula oleh M. Rifa’i (1980) bahwa bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri dari:
1.  Bidang kependidikan atau bidang edukatif, yang menyangkut kurikulum, metode dan cara mengajar, evaluasi dan sebagainya.
2.  Bidang personil, yang mencakup unsur-unsur manusia yang belajar, yang mengajar, dan personil lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
3.  Bidang alat dan keuangan, sebagai alat-alat pembantu untuk melancarkan siatuasi belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan pendidikan sebaik-baiknya.

Di lain pihak, Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) telah menerbitkan buku Panduan Manajemen Sekolah, yang didalamnya mengetengahkan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan, meliputi: (1) manajemen kurikulum; (2) manajemen personalia; (3) manajemen kesiswaan; (4) manajemen keuangan; (5) manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah.
D. Manajemen Pendidikan Sekolah
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :
A. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :
·  Perencanaan
·  Pengorganisasian dan koordinasi
·  Pelaksanaan
·  Pengendalian
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
1.  Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
2.  Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
3.  Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran
4.  Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif)
B. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1.    Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;
2.    Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
3.    Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan
4.    Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
C. Manajemen personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
1.  Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga;
2.  Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional;
3.  Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
4.  Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.


D. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
E. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.






F. Manajemen Kinerja Guru
Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Robert Bacal (2001) dalam bukunya “ Performance Management” mengemukakan bahwa manajemen kinerja sebagai : sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Dari ungkapan di atas, maka manajemen kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya. Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang :
Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru :
1.  Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. melakukan pekerjaan dengan baik”
2.  Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang.
3.  Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
4.  Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya.
Selanjutnya, Robert Bacal mengemukakan pula bahwa dalam manajemen kinerja diantaranya meliputi perencanaan kinerja, komunikasi kinerja yang berkesinambungan dan evaluasi kinerja.
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.
Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Sementara itu, Karen Seeker dan Joe B. Wilson (2000) memberikan gambaran tentang proses manajemen kinerja dengan apa yang disebut dengan siklus manajemen kinerja, yang terdiri dari tiga fase yakni perencanaan, pembinaan, dan evaluasi.
Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran, tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada fase pembinaan, di mana guru dibimbing dan dikembangkan – mendorong atau mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik, dan penghargaan. Kemudian dalam fase evaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja. Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah, dan staf administrasi, serta organisasi terus belajar dan tumbuh.
Setiap fase didasarkan pada masukan dari fase sebelumnya dan menghasilkan keluaran, yang pada gilirannya, menjadi masukan fase berikutnya lagi. Semua dari ketiga fase Siklus Manajemen Kinerja sama pentingnya bagi mutu proses dan ketiganya harus diperlakukan secara berurut. Perencanaan harus dilakukan pertama kali, kemudian diikuti Pembinaan, dan akhirnya Evaluasi.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti penting perencanaan kinerja dan pembinaan atau komunikasi kinerja. Di bawah ini akan dipaparkan tentang evaluasi kinerja guru. Dalam hal ini, Ronald T.C. Boyd (2002) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk melayani dua tujuan, yaitu :
1.    Untuk mengukur kompetensi guru dan
2.    Mendukung pengembangan profesional.
Sistem evaluasi kinerja guru hendaknya memberikan manfaat sebagai umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di kelas (classroom needs), dan dapat memberikan peluang bagi pengembangan teknik-teknik baru dalam pengajaran, serta mendapatkan konseling dari kepala sekolah, pengawas pendidikan atau guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang evaluator (kepala sekolah atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus menyusun prosedur spesifik dan menetapkan standar evaluasi. Penetapan standar hendaknya dikaitkan dengan :
1. Keterampilan-keterampilan dalam mengajar;
2. Bersifat subyektif mungkin;
3.  Komunikasi secara jelas dengan guru sebelum penilaian dilaksanakan dan ditinjau ulang setelah selesai dievaluasi, dan
4. Dikaitkan dengan pengembangan profesional guru.

Para evaluator hendaknya mempertimbangkan aspek keragaman keterampilan pengajaran yang dimiliki guru. dan menggunakan berbagai sumber informasi tentang kinerja guru, sehingga dapat memberikan penilaian secara lebih akurat. Beberapa prosedur evaluasi kinerja guru yang dapat digunakan oleh evaluator, diantaranya :
·      Mengobservasi kegiatan kelas (observe classroom activities). Ini merupakan bentuk umum untuk mengumpulkan data dalam menilai kinerja guru. Tujuan observasi kelas adalah untuk memperoleh gambaran secara representatif tentang kinerja guru di dalam kelas. Kendati demikian, untuk memperoleh tujuan ini, evaluator dalam menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang relatif sedikit atau hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat dilaksanakan secara formal dan direncanakan atau secara informal dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh informasi yang bernilai (valuable).
·      Meninjau kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam kelas. Rencana pengajaran dapat merefleksikan sejauh mana guru dapat memahami tujuan-tujuan pengajaran. Peninjauan catatan-cataan dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas merupakan indikator sejauhmana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan pengajaran, proses pengajaran dan testing (evaluasi).
·      Memperluas jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi. Jika tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti : siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah dan pengawas.
Setiap hasil evaluasi seyogyanya dilaporkan. Konferensi pasca-observasi dapat memberikan umpan balik kepada guru tentang kekuatan dan kelemahannya.
Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh evaluator :
·      Penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan bijak;
·      Penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru;
·      Menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan-tujuan evaluasi;
·      Menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik;
·      Memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan.



B. Kajian Lapangan
Narasumber     : Kepala Sekolah SMKN 1 Garut (Drs. H. Dadang Johar A. MM)
1.    Pengangkatan seorang kepala sekolah melalui beberapa tahapan :
Calon kepala sekolah direkrut melalui pengusulan oleh kepala sekolah dan  pengawas yang bersangkutan kepada dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. (Pasal 4 Ayat 2)
Pengangkatan kepala sekolah dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah. (Pasal 9 Ayat 1). Tim pertimbangan melibatkan unsur pengawas sekolah dan dewan pendidikan. (Pasal 9 Ayat 3)
Dan syaratnya harus melalui S2 terlebih dahulu. Dan kebanyakan dalam jabatannya selama 2 periode, 1 periode= 4 tahun.

2.    Tugas Kepala Sekolah:
·      Mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah
·      Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efesien
·      Selalu berusaha keras melakukan pembaharuan di sekolah dalam bidang PBM / BK, pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan, bidang kegiatan ekstrakurikuler serta menggali sumber daya Komite Sekolah dan masyarakat
·      menyusun perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi kegiatan, menentukan kegiatan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses pembelajaran, mengatur OSIS, mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait, mengatur administrasi : Ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan.

3.    Pengangkatan seorang guru :
-PNS : Melalui pemerintah (pemda/bupati) dengan melakukan Testing, sesuai dengan SK   Bupati.
-Honorer     : Tergantung dari kebijakan sekolah, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.







4. Struktur Organisasi: 


STRUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 1 GARUT
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Kepala Sekolah
:
Drs. H. Dadang Johar Arifin, MM.

Wakil Kepala Sekolah
:


1.
Bidang Pengembangan SDM
:
Drs. Suryaman

2.
Bidang Peningkatan Mutu/MR
:
Drs. Agus Setiadi

3.
Bidang Kesiswaan
:
Hj. Nena Juaresna, S.Pd.

4.
Bidang Sarana
:
Drs. Tantan Rustandi 

5.
Bidang Hubin/Humas
:
Sudrajat,S.Pd.I

6. 
Bidang Kurikulum
:
Drs. Pudji Santoso

Staf Pembantu Bidang
:


1.
Kurikulum : a. Bagian Akademik
:
Mardiansyah,M.Ag


                     b. Bagian Administrasi
:
Wahyu Wibisana,M.Sos

2.
Kesiswaan / Pembina OSIS
:
Reni nurhaerani,S.Pd

3.
Sarana / Koordinator Kebersihan
:
Sutarya,S.Pd

4.
Sarana/Koordinator Lab Dan Bengkel
:
Sapari Alamsyah,S.Pd

Ketua Kompetensi  Keahlian
:


1.
Akuntansi
:
Heni Suhartini, S.Pd

2.
Administrasi Perkantoran
:
Dra.Sri Indrawati

3.
Pemasaran
:
Dra. Lela Karmila

4.
Multimedia
:
Dede Rohman,M.Kom

5.
Teknologi Komputer dan Jaringan
:
Ida Nur Emilia,S.Si

6.
Koordinator Normatif dan Adaftif
:
Ajang Suryana,S.Pd

Pengelola Unit Produksi
:


1.
Pengelola Toserba Patriot
:
1). Gina Miranti,S.Pd




2). Ai Yuliansyah,S.Pd 3)Wendha,S.Pd

2.
Bendahara Unit Produksi
:
Maesarah, S.Pd.

3.
Pengelola Toko Adilla
:
Ita Rosita, S.Pd.

Pembina Ekstrakurikuler
:


1.
Pramuka
:
1). Nurdin,ST 2). Holinar, S.Pd.

2.
Paskibra
:
Ikhsan Khoerudin,S.Pd

3.
P M R
:
Titin Rustini,S.Pd

4.
P K S
:
Nani Widia,S.Pd

5.
Kerohanian
:
Ai Nurjanah,S.Ag

6.
Olahraga
:
Drs. Agus Sodikman

7.
Seni Teater
:
H. Atep,M.Pd

8.
Seni Kriya

Cucu Sekamulya, S.Pd.

9.
Koperasi Siswa
:
Drs. Agustian Syamsudin

10.
Marching Band

Hany Novianty,S.Pd

Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK)
:
Dra. Lilis Takarinawati

Koordinator BP/BK
:
Dra. Mimin Mintarsih, M.Pd.

Kepala Perpustakaan
:
Drs. Nandang Sutisna

5. Pemberian Reward & Punishment bagi Guru
  Pemberian Reward untuk  para guru yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk kemajuan sekolah. Pemberian Reward diberikan pada akhir tahun dengan pemberian cinderamata.
  Sebaliknya, untuk para guru yang melanggar/ tidak menaati aturan (misalnya : Jarang masuk kelas), akan diberikan sanksi, baik berupa teguran atau penurunan jabatan.
6. Sarana &Prasarana yang ada di sekolah
    Sarana yang ada berupa : Gelanggang Olahraga (badminton, Tenis, Futsal, Basket, Fitnes),  Drum band, Laboratorium setiap jurusan.
7. Tata tertib Sekolah :
1. Datang Tepat Waktu pukul 07.00 WIB
2. Menggunakan Seragam sekolah sesuai dengan jadwal yang ditentukan :
       Senin-Selasa    : Seragam PSAS
       Rabu                : Seragam Kotak-kotak
       Kamis              : Seragam Batik
       Jum’at             : Seragam Olahraga
       Sabtu               : Seragam Ekskul
8. Sistem Pembelajaran (Kurikulum)
Kurikulum SMK Negeri 1 Garut
Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan bekerja sama dengan SMK-SMK yang ada di negara maju yang tergabung dalam OECD (Organisation Economic Countries Development) sebagai school sister, seperti : Turki, Inggris, Kanada, New Zealand, Australia, China, dan Korea.
Kemudian implementasi kurikulum dalam Kegiatan Belajar Mengajar didukung fasilitas LCD Projektor di tiap kelas, Interaktif WhiteBoard, Hotspot Area dan semua pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Tenaga pengajar terdiri dari lulusan S1 dan S2 dari sekolah terkemuka dengan tambahan diklat tersertifikasi di dalam dan luar negeri. Untuk tempat Praktik Kerja Industri SMKN 1 Garut bekerja sama dengan 150 perusahaan yang berlokasi di dalam dan luar Garut.


9. Ekstrakurikuler yang ada di sekolah :
1.      MPK (Majelis Perwakilan Rakyat)
2.      OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
3.      PRAMUKA (Praja Muda Karana)
4.      PMR (Palang Merah Remaja)
5.      PKS (Patroli Keamanan Sekolah)
6.      UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
7.      PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera)
8.      Seni Tari
9.      Seni Kriya
10.  English Club
11.  Marching Band
12.  Voly
13.  Futsal
14.  Badminton
15.  Paduan Suara
16.  Silat
17.  Musik Band
18.  Koperasi Siswa
Adapun perencanaan Ekstrakurikuler baru yaitu : Tarung Derajat dan Science Club.
10. Jurusan-jurusan yang tersedia di SMKN 1 Garut
1.      Akutansi
2.      Adm. Perkantoran
3.      Pemasaran
4.      Multimedia
5.      TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan)
6.      Farmasi
   






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan:
·      Manajemen yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat dalam mewujudkan sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi, karena memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah.
·      Manajemen dapat berlangsung dengan baik jika disusun secara sistematik dengan dimulai sebuah planning (perencanaan), organizing (pengaturan), staffing (susunan kepegawaian), leading (memimpin), controlling (pengontrolan).
·      Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab.
·      Kepemimpinan sangat berpengaruh dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, agar pengaruh yang timbul dapat meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka pemimpin harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya kepemimpinan
·      Kemampuan pemimpin dalam memerankan gaya kepemimpinan yang bertumpu kepada partisipasi aktif semua personil sekolah akan memunculkan keberhasilan seorang pemimpin
·      Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya  ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
·      Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya.
·      Pemimpin harus memiliki pemahaman tentang konsep sistem (berpikir secara sistematik) dalam memahami suatu sekolah sebagai suatu kesatuan yang utuh.
·      Pemimpin harus memahami wawasan jauh kedepan agar tantangan masadepan telah menjadi program dalam penyelenggaraan pendidikan.
·      Konsentrasi pemimpin terhadap kinerja personil pada akhirnya sasaran yang hendak dicapai adalah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dapat tercapai adalah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dapat tercapai dan pada khususnya menghasilkan tamatan yang berkualitas.

B. Saran
1.    Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.

2.    Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan:
·      Menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar,
·      Kepala administrasi,
·      Sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan
·      Mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah

















DAFTAR PUSTAKA
·      Drs. Dadang Johar Arifin, MM. adalah Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Garut
·      www.smkn1garut.com/diakses tanggal 02 maret 2013



No comments:

Post a Comment