Kata
Pengantar
Puji beserta syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya kami dapat menyusun makalah tentang
“Masalah Lingkungan Hidup (Efek Rumah Kaca, Menipisnya Lapisan Ozon, Naiknya
Permukaan Air Laut dan Hujan Asam)”.
Dalam
makalah ini kami membahas mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan
lingkungan hidup meliputi pengertian, faktor penyebab, dampak yang di
timbulkan, serta cara menanggulangi masalah-masalah lingkungan yang termasuk
diantaranya efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, naiknya permukaan air laut
dan hujan asam yang menjadi isu global saat ini.
Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnaan pada
makalah yang akan datang.
Penyusun,
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR 1
DAFTAR
ISI 2
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang 3
B. Rumusan
Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB
II : ISI
A. Efek
Rumah Kaca 4
1. Pengertian
efek rumah kaca 4
2. Penyebab
efek rumah kaca 4
3. Akibat
efek rumah kaca 5
4. Solusi
efek rumah kaca 6
B. Menipisnya
Lapisan Ozon
1. Pengertian
Ozon 7
2. Penyebab
Rusaknya Lapisan Ozon 7
3. Penanggulangan
Lapisan Ozon 8
C. Naiknya
Permukaan Air Laut 9
D. Hujan
Asam 10-14
BAB
III : PENUTUP
1. Kesimpulan 15
2. Daftar
Pustaka 15-16
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
Bumi
semakin panas ! kita sering mendengar orang-orang di sekitar kita mengucapkan
pernyataan tersebut. Kita tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan
fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini.
Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak
menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam
yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses
kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu yang
marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan
Global). Apakah pemanasan global itu? Pemanasan global adalah peningkatan suhu
rata-rata permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi
bisa meningkat? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari Pemanasan Global
tersebut?
Berdasarkan
permasalahan tersebut di atas, maka pada makalah ini kita akan membahas tentang Masalah lingkungan hidup yang
meliputi : Efek rumah kaca, Menipisnya lapisan ozon, Naiknya permukaan air laut
dan Hujan asam.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari efek rumah kaca, lapisan ozon, naiknya permukaan air laut dan
hujan asam?
2. Apa
penyebab terjadinya efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, naiknya permukaan
air laut dan hujan asam?
3. Apa
dampak yang ditimbulkan dari permasalahan-permasalahan lingkungan tersebut di
atas?
4. Bagaimana
solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan lingkungan tersebut?
C. Tujuan
Untuk
memberikan informasi kepada pembaca tentang masalah lingkungan hidup seperti
efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, naiknya permukaan air laut dan hujan
asam, serta untuk memberikan motivasi kepada pembaca untuk turut menyadari
pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
BAB II
ISI
A.
EFEK RUMAH KACA
1.
Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah
efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house effect. Bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca
sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini berfungsi untuk menjaga suhu bumi
agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
2.
Penyebab Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena
naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya (CH4/Metan)
dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah
kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Gas
rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan
manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas
rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai
hasil dari aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
selama ini. Aktifitas-aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantaranya
dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi dan hal
lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari peristiwa secara alam
juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan gunung
berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun
mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan
juga mengemisikan gas rumah kaca.
Mekanisme
kerja gas rumah kaca adalah sebagai berikut, lapisan atmosfir yang berturut-turut
terdiri dari; troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah
(troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.
Sekitar
35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh
radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap
oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke
ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke
dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan
gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari
51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah
mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel
debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan.
Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar
inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara
lain berupa uap air atau H2O,
CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas
inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca.
3. Akibat
Efek Rumah Kaca
1. Dampak
negatif :
- Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim
yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan
dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer.
- Pemanasan
global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut.
- Meningkatnya
suhu air laut
sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
- Menjadi
penyebab global warming dan perubahan iklim.
2. Dampak
positif :
- Efek
rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer
dapat menyerap gelombang panas dari
sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni
makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah
kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu
rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan
adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih
tinggi , yaitu 150C, suhu ini
sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
- Membuat
manusia menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar
fosil, penggunaan listrik.
- Manusia
menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi
kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan
menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di
kota-kota besar mulai dilakukan.
- Manusia
menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur
ulang menjadi barang yang ekonomis.
4. Solusi
untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Ø Mengubah
perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya
dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya harus dimulai dari diri
sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan perubahan
perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari.
Ø Penggunaan
alat listrik
Pembangkit
listrik merupakan penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan
bakar fosil untuk prosesnya. Dengan itu kita harus menghemat penggunaan listrik
antara pukul 17.00 sampai 22.00. Maka dari itu kita harus melakukan pencegahan
seperti berikut :
ü Memadamkan
listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi standby,
alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang
elektronik akan lebih baik
jika dilepas dari stop kontak bila sudah tidak digunakan
ü Menggunakan
lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman, sehingga
lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan
cahaya matahari untuk penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari.
Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global
ü Menggunakan
timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
ü Memakai
alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan
listrik.
Ø Penggunaan
kendaraan bermotor
- Mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor.
- Mendukung
petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal,
maka sama halnya dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi yang
digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk
dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah
kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli
makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
- Memperbaiki
kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan
baik.
Ø Go
green
Untuk
mengatasi polusi udara di atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman
tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di halaman dan
tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir
jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan
membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.
Ø Pengelolaan
sampah
Untuk
mengatasi masalah sampah,
yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengurangi
penggunaan barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
2. Memisahkan
antara sampah organik dengan sampah non organik.
3. Menghemat
penggunaan kertas.
4. Mendaur
ulang kertas, logam, dll
B.
MENIPISNYA LAPISAN OZON
1. Pengertian
Lapisan Ozon
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30
mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini
mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet matahari terhadap
molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun
yang lalu. Campuran
molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon
relatif stabil. Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan
tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer
melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar
ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat
khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia kloro
fluoro karbon (CFC) yang
biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol,
memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang
mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin
dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC
mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan
CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin
halokarbon, dan juga nitrogen
oksida dari pupuk,
juga dapat menyerang lapisan ozon.
2. Penyebab Rusaknya Lapisan Ozon
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan
untuk mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat
pada lapisan atmosfer. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di
Antartika telah mencapai 29 juta Km². Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan
ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai
kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat
modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan : AC (Air
Conditioner), Kulkas, bahan dorong dalam penyembur (aerosol),
diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau
parfum pembuatan busa, bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100
tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC
bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC
terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom klorin. Atom
klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon. Penipisan
lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan
ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan
‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal
pada lewat musim semi atau awal musim panas.
Pada bulan Oktober
1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika
dengan kenaikan 60% pengurangan ozon
berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan
terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
Masalah menipisnya lapisan ozon di stratosfer sudah lama
dibicarakan para ahli dan pemerhati lingkungan. Bahkan, berbagai kampanye
lingkungan hidup yang berisi sosialisasi mengenai perlunya menjaga lapisan ozon
telah pula dilakukan, tetapi masih banyak orang yang belum sadar betapa penting
menjaga lapisan ozon itu agar tidak semakin parah.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), selain propellant,
berbagai senyawa kimia perusak ozon buatan manusia masih juga digunakan,
seperti chloroflourcarbon (CFC), halon, metil bromida, dan lain-lain.
3. Penanggulangan Masalah Ozon
1.
Mengurangi atau tidak menggunakan
lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung
zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi (Bahan Perusak Ozon) dari
sinar UV.
2.
Menggunakan selalu produk-produk
yang berlogo ramah ozon.
3.
Menggunakan alat pemadam api yang
tidak mengandung Haloncarbon.
4.
Memeriksa dan merawat peralatan
pendingin atau pengatur suhu dan sistem pemadam api secara berkala untuk
memastikan tidak adanya kebocoran BPO (CFC, HCFC atau Halon)
5.
Memastikan bahwa CFC/HCFC/Halon yang
ada di dalam sistem diambil kembali (recovery)
dan didaur ulang (recycle) dalam
proses perawatan dan perbaikan sistem pendingin atau pemadam api.
6.
Mengirim CFC/HCFC/Halon yang sudah
tidak terpakai ke fasilitas pengolahan BPO bekas seperti Halon Bank, Pusat
Reklamasi CFC atau Pemusnahan BPO.
7.
Mengganti
alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak ozon dengan
alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya pembangkit tenaga listrik
dari sel surya, angin atau arus air terjun/turbin.
8.
Diperlukan upaya meningkatkan
kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan
ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses,
produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan
seminar “Save Our Earth”.
9.
Tidak
membakar hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.
C. NAIKNYA
PERMUKAAN LAUT
Para ilmuan
memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es
akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan,
mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis,
bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan
menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih
banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering.
Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi
lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin
dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan
yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
Ketika atmosfer
menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di
laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi
muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika
tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di
daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit
kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan
50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk,
tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka
laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
D. HUJAN ASAM
Hujan
asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida
(CO2) di udara
yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral
dalam tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen
di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat
ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat
dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut
akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti
berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat
semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di
tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh
aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah
menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di
arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika
Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York
dan New England.
Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan
bakarnya.
Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam (
catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang peran penting dalam hujan asam).
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
S(S) + O2
SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) 2so3(g)
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam
diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya
Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari
organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah
bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam
lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada
pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan
memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing
lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah
emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri
yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama
meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri kadang-kadang
tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh
transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat
sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang
menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi
polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan
lebih luas.
Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah
yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh
lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya
pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak
memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan
membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi
enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat
logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa
ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit
bernapas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga
dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam
berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang
sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga.
Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa
diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan
asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada
timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan
penyakit Alzheimer.
Selain ancaman-ancaman yang telah disebutkan
di atas, hujan asam juga memiliki dampak yang lain bagi kehidupan, baik bagi
manusia maupun alam sekitar. Dampak-dampak tersebut antara lain sebagai berikut
:
1.
Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan
mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate
merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang
terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan
akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang
secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua
danau yang terkena hujan asam akan terjadi pengasaman, dimana telah ditemukan
jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
2. Tanah
Pada tanah, deposisi asam akan menghilangkan
nutrisi yang dibutuhkan dari tanah. Deposisi asam juga dapat membebaskan
senyawa-senyawa beracun di tanah seperti almunium dan mercury, yang secara
alamiah berada di tanah. Senyawa beracun tersebut dapat mengkontaminasi aliran air
sungai dan air tanah sehingga meracuni tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Akan tetapi
sebagian besar tanah jenis alkali dapat menetralisir asam secara tidak
langsung, tapi jenis tanah yang bukan alkali seperti di pegunungan yang banyak
terkandung dari granit, maka tanah hanya dapat bertahan sebentar saja dari asam.
3. Tumbuhan
dan hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi
didalam tanah akan menyapu kandungan
tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan
melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam
nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat
pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan
terserang penyakit, kekeringan dan mati.
Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk
menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi
tingkat keasaman. Pencemaran udara telah
menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan
metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan
energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tajuk
mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian
pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah
terserang penyakit dan hama.
pH tanah akibat deposisi asam juga
menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar
yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan air terhambat.
Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya
tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan
berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman
hayati tanaman juga semakin menurun.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan
menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi
dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut.
Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam
menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah
satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh
pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun
meyebabkan pencucian magnesium di daun.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki
ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan
langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah
sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies
hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin
sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena
air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
4. Kesehatan
Manusia
Dampak hujan asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada
yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa
Nox dan SO2.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur
dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia
didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel
halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit
pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit
karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
5. Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses
pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu
pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan
tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan
sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang
telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
6. Bangunan
Deposisi asam baik basah maupun kering dapat
merusak bangunan, patung, kendaraan bermotor dan benda yang terbuat dari batu,
logam atau material lain bila diletakkan diarea terbuka untuk waktu yang lama.
Kerusakan akibat korosi ini terbilang mahal apalagi bila terjadi pada kota-kota
bersejarah. Kuil-kuil di Athena, Yunani dan Taj Majal di India kini mulai rusak
akibat polusi asam.
7. Pertanian
Sebagian besar pertanian tidak terkena
dampak yang signifikan dari deposisi asam. Bagian tanah pada lahan pertanian
bahkan mampu untuk menyerap dan menetralisir asam. Akan tetapi lahan pertanian
pada dataran tinggi dan pegunungan dapat terkena dampak deposisi asam. Lapisan
tanah yang tipis kurang mampu menetralisir asam. Petani dapat mencegah kerusakan
tanaman dari asam dengan cara menambahkan serpihan batu kapur (limestone) untuk
menetralisir asam. Atau bila sejumlah besar nutrisi telah hilang karena
deposisi asam, petani dapat menambahkan pupuk yang kaya akan nutrisi.
Melihat dampak-dampak hujan asam yang sangat
berbahaya bagi kehidupan di dunia maka timbul usaha-usaha untuk mengendalikan
deposisi asam tersebut. Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah
menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemar, menghindari
terbentuknya zat pencemar saat terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar
dari gas buangan dan penghematan energi.
Berikut ini adalah upaya-upaya pengendalian deposisi asam :
1. Menggunakan
bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
2. Mengurangi
kandungan belerang sebelum pembakaran
3. Pengendalian
pencemaran selama pembakaran
4. Pengendalian
setelah pembakaran
5. Mengaplikasikan
prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, naiknya
permukaan air laut dan hujan asam merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh perilaku manusia
yang kurang memperhatikan lingkungan secara global.
Fenomena alam seperti ini akan
mengancam kesehatan manusia. Pokok permasalahan yang
menyangkut pemanasan global adalah banyaknya zat-zat pencemar baik yang berasal
dari industri maupun domestik, yang berpotensial sebagai Gas Rumah Kaca (GRK),
gas-gas inilah yang bergesekan/bereaksi dengan lapisan ozon yang menyebabkan
ozon rusak. Padahal lapisan ozon inilah yang berfungsi menyerap sinar ultra
violet yang berlebihan, sehingga dapat mencegah makhluk hidup di bumi terkena
kanker kulit dan mencegah rusaknya tanaman dan biota di perairan.Terjadinya
pemanasan global yang berakibat naiknya suhu bumi sehingga bisa mengakibatkan
mencairnya es yang ada di kutub menyebabkan naiknya permukaan air lautdan ini
dikhawatirkan beberapa kota bahkan negara yang rendah atau dekat dengan pantai
kemungkinan akan tenggelam.
Tetapi, nasi sudah menjadi bubur, sekarang tinggal bagaimana kita
menanggulangi hal tersebut, dari hal terkecil yaitu dari diri kita dan kemudian
berlanjut ke masyarakat yang lebih luas sehingga masyarakat dapat memahami
dampak-dampak yang ditimbulkan oleh masalah-masalah lingkungan ini. Dan juga
kepada pemerintah indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya untuk dapat
terus menggalakkan kegiatan-kegiatan dan sosialisasi-sosialisasi tentang
pencemaran lingkungan. Kami harap kepada para ilmuan dan kita sebagai generasi
muda untuk terus mencari solusi terbaik untuk menanggulangi kerusakan alam yang
terjadi di sekitar kita dengan tidak menimbulkan masalah baru. Dan yang
terakhir kami harap para ilmuan dan generasi muda untuk menciptakan lebih
banyak lagi mesin-mesin atau alat-alat yang dapat digunakan manusia untuk kualitas
hidup yang lebih baik tetapi dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah
lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran.
B. Daftar pustaka :
(23 Jul 2010) : 1 November 2012.
(13 Apr 2009): 1
November 2012.
No comments:
Post a Comment